11.5.12

Irshad Manji, Muslimah Reformis Asal Kanada

Tags

Kewords: Irshad Manji, Muslimah Reformis Asal Kanada, Profile Irshad Manji, download Allah, Liberty & Love, Download Beriman Tanpa Rasa Takut.

"Saya bukan seorang Muslim moderat, tapi seorang reformis" kata Irshad Manji dalam sebuah rekaman video di situsnya. Kata-kata itu dapat memberikan ilustrasi betapa ia mempunyai kepribadian kuat dalam upaya melawan arus terhadap berbagai hal yang ada di hadapannya. Sebab, reformasi sendiri secara etimologis berarti perubahan drastis demi terciptanya sebuah perbaikan. Artinya, Manji telah memposisikan dirinya tepat berhadap-hadapan dengan mayoritas umat Islam.



Fakta kontroversialis yang ada di beberapa tempat di Indonesia terkait kedatangan Manji baru-baru ini sudah seharusnya menjadi perhatian serius. Persoalan ini sangat serius lantaran berkaitan dengan hak dan kebebasan berpendapat (Freedom of Speech). Jika iklim kebebasan berpendapat dikebiri, maka kebodohan akan terjadi di mana-mana. Patut disayangkan tragedi itu justeru terjadi di UGM (Universitas Gajah Mada), salah satu universitas ternama dan tertua di Indonesia. Dan yang paling disayangkan lagi, pemberhentian diskusi dilakukan oleh rektor atas dasar intervensi kelompok tertentu, bukan atas dasar hukum perundang-undangan.

Menyaksikan beberapa video tragedi akademis itu membuat hati ini merasa miris. Di sana dapat disaksikan untuk kesekian kalinya kalimat suci 'Allahu Akbar' dijadikan legitimasi tindakan anarkis, sehingga Irshad Manji, staf dan beberapa rekan Indonesia mengalami cidera di sebabkan terkena pukulan besi. Benarkah Allah memerintahkan anarkis? Atas dasar apa mereka anarkis? Dan benarkah hanya mereka yang paling Islam dan yang paling mampu mengimplementasikan ajaran Islam?


Secara general, penolakan mereka dapat dipetakan karena adanya perbedaan cara pandang. Kebetulan interpretasi agama yang di bawa Irshad Manji berbeda dengan interpretasi yang diyakini kebenarannya oleh mereka. Padahal teks-teks agama jelas multi interpretatif, dengan mengacu pada metode belajar komparatif. Jika benar bahwa 'perbedaan' itu harus dimusnahkan, bukankan seharusnya mereka telah musnah sejak dulu, karena gaya beragama yang dipertontonkan juga sering berbeda dengan yang lain? Ini jika menggunakan logika berpikir konyol ala mereka.

Tidak! Mereka tidak boleh dimusnahkan, demikian juga Manji. Selama tidak selalu mengarah pada anarkisme dan mengabaikan hukum yang berlaku, mereka semua harus dihargai. Manji menggunakan argumen di setiap pendapatnya, sudah seharusnya mereka juga menggunakan cara yang sama. Cari tau siapa yang paling mendekati kebenaran dengan cara-cara akademis dan berpendidikan tidak mengedepankan sikap arogan layaknya preman. Bukankan perbedaan itu sunnah kauniyah (hukum alam) sedangkan persamaan adalah upaya?

Menghargai dan memberikan ruang berpendapat pada Manji tidak lantas pendapat kita harus sama dengannya. Artinya, menjadi manusia pluralis, memiliki toleransi terhadap berbagai perspektif, bukan lantas harus menjadi relativis, membenarkan semua hal lantaran tidak memiliki pendirian. Dalam banyak hal, saya juga berbeda dengan Irshad Manji, tanpa harus menonjok mukanya. Misalnya, pernikahan sesama jenis absah menurutnya sedangkan tidak menurut saya! Yang jelas di sini tidak akan membicarakan bagaimana perdebatan hukum mengenai legalitas pernikahan sesama jenis. Sebab, buku "Allah, Liberty and Love" yang sedang menjadi bahan pembicaraan baru-baru ini tidak memperbincangkan persoalan ini, meskipun secara implisit di sana ada pengakuan bahwa ia penganut lesbian.

Sekali lagi, cara yang tepat adalah rebut opini Manji dengan cara-cara akademis dan bermartabat, jika dirasa pendapatnya memang sesat! Ajak duduk bersama melalui dialog interaktif sebagaimana perintahNya. Biar publik yang menilai, argumentasi siapa yang paling relevan diterima, bukan otot siapa yang paling kuat. Cukup sudah tragedi menyedihkan semacam ini terjadi pada ulama-ulama besar abad dulu. Hanya karena perbedaan pendapat harus nyawa sebagai konsekuensinya.[]

Keterangan. Silahkan download bukunya di website resminya, irshadmanji.com


EmoticonEmoticon